analyticstracking.php

bisnis online

Tuesday 24 March 2020

Mari Dermawan ,Jutawan Lawan Covid Bersama Pemerintah Indonesia

MEMUTAR PAKSA

Kali ini kita fokus pada solusi ekonomi jangka pendek. Fokus pada kehidupan orang bawah. Kehidupan kita. Yang tiap hari nunggu orderan lalu packing barang. Yang tiap hari buka outlet lalu dapat omset. Yang tiap hari dagang untuk sambung hidup.

Sudah tidak bisa nafikkan lagi, pergerakan manusia akan melambat. Entah sampai kapan. Tidak mungkin kita percepat.

Manusia akan mengurangi mobilisasi. Berarti secara langsung akan mengurangi transaksi.

Beli bensin berkurang.
Bayar karcis parkir berkurang.

Makan diluar jelas hilang, pembelian minuman yang jadi hi margin nya bisnis kuliner jelas turun, apalagi order gak pake nasi, lauknya aja. Jelas turun.

Jalan-jalan keluarga gak ada, berarti belanja tersier hiburan di stop. Gak ada beli-beli mainan, gak ada lagi keluar untuk bayar event hiburan, dan efek domino ke belakangnya besar.

Event training yang di cancel, berarti meniadakan transaksi pada venue, berarti meniadakan transaksi atas bahan baku makanan hotel, berarti meniadakan sales pada perusahaan training, berarti meniadakan pembelian tiket transport. Domino. Stop semua. Honor gemuk para pembicara juga tertunda.

Lalu kita coba fikirkan tentang arus bawah. Pedagang kaki lima yang biasanya dapat sales dari traffic perkantoran, atau kantin sekolah yang biasa dapat sales dari anak sekolah, mendadak nihil. Drop jauh. Begitu juga moda transportasinya.

Dan kabut gelap didepan kita adalah.... tiada yang bisa memastikan ini sampai kapan, ditengah ketidakpastian akan hadirnya vaksin, ditengah Covid 19 yang terus bermutasi. Entahlah.

*****

Tulisan saya tentang Herd Immunity kembali viral ribuan share. Sengaja. Saya tulis itu. Dan akhirnya banyak yang marah. Banyak yang ngeri. Hingga beberapa kawan-kawan minta itu dihapus.

Alhamdulillah target tercapai, memang targetnya begitu, agar semua sadar. Lockdown adalah skenario paling manusiawi. Bukan malah memaparkan virus secara alami ke semua orang. Santuy. Lalu bela-belain ekonomi tapi banyak yang jadi korban.

Maka skenario yang nampak diambil oleh negeri ini adalah "tepuk nyamuk". Perang yang panjang. Mencari keberadaan makhkuk ukuran nanometer di dalam diri manusia. Lalu mengisolasinya sampai mati.

Pak RK sudah konferensi Pers terkait beberapa stadion yang akan jadi Test Cepat Massal. Drive thru. Pake mobil. Mengambil sample darah.

Berarti pemerintah akan hadang penularan virus ini. Di cek mana yang covid mana yang nggak, walaupun konon test ini akurasinya 30%, 70% bakal lolos. Karena gak dari swab cairan pernafasan. Begitu kata konsultan genom Kalbe.

Tapi niatannya kita apresiasi, sambil nunggu test yang swab. Mungkin etape berikutnya.

Yang positif akan langsung diminta isolasi diri. Agar tidak menularkan ke yang lain.

Yang negatif dan bergejala diminta mengkarantina mandiri.

Ini juga edukasi untuk temen-temen. Istilah karantina bagi yang sehat, menunggu ada gejala atau tidak. Lalu istilah isolasi untuk yang bener-bener positif.

Yang sakit berat akan dirawat khusus. Tentara sudah turun ke wisma Atlet untuk menyiapkan Rumah Sakit Darurat untuk Covid.

Intinya, pola perang pada covid akan panjang, dan ini berarti puasa panjang putaran ekonomi.

Skenario Herd Immunity alami gak akan jadi pilihan. Berarti semua warga akan memilih di rumah. Memperlambat penularan, sambil buying time nunggu vaksin ada.

Lockdown, slowdown, lock terbatas, apapun namanya, akan berlangsung di negeri ini.

Panjang. Lama. Gelap.

*****

Ketika putaran ekonomi melambat bahkan berhenti, maka tugas kita adalah memaksanya berputar secara aman.

Kita gak bisa campaign agar orang beraktifitas seperti biasa. Melawan sunnah Khulafaur Rasyidin. Melawan sunnah pada musim wabah. dimana setiap orang harusnya berpencar dan saling menjauh.

Maka kita harus memutar paksa ekonomi dengan behaviour pasar yang baru. Kita harus berfikir bagaimana agar ekonomi terus bergerak walau tanpa gerakan massa. Ini PR nya.

*****

Cukup lama saya menganalisa pola penyelesaian Wabah Wuhan dan Italia. Kira-kira roda bisnis mana yang nasih boleh bergerak. Karena disitu celah putaran paksa yang bisa dilakukan.

Konser tutup.
Bioskop tutup.
Event seninar tutup.
Wisata terlarang.
Jalan-jalan gak boleh.

Lalu apa yang masih buka?

Ternyata Wuhan dan Italia punya kesamaan kebijakan. Semua pusat groceries kebutuhan sehari-hari harus buka. Rantai pasokan makan harus buka.

Lalu semua restoran dan kuliner boleh buka tapi take away. Di Wuhan malah terjadi lonjakan kirim makanan online dengan tingkat safety tinggi pada kemasan dan pengantaran.

Inilah celah putaran paksa ekonomi pertama yang saya temukan : KULINER.

Berikutnya, produk-produk seperti buku, baju, herbal, masih terus bisa dilakukan transaksi.

Intinya kita harus jaga adalah transaksi antar sesama. Mengapa? Ekonomi terus berputar.

Diantara kita harus kompak untuk saling transaksi apa yang bisa ditransaksikan. Agar transfer ekonomi antar satu dan lainnya terus berjalan.

Maka di situasi seperti ini, saling belanja, saling transfer, saling berdagang secara online adalah sebuah pilihan amal sholih.

Sementara menimbun, memikirkan kehidupan sendiri, adalah kezaliman.

*****

Seorang sahabat WA. Cashnya cukup besar. Disebutlah angka. Beliau bertanya kira-kira dibelikan apa yang jika saat Covid 19 selesai beliau bisa dapat untung.

Saya langsung gak bahas itu. Karena kalo bahas itu silakan nanya sama yang mikirnya cetak untung. Banyak ahlinya. Saya gak ahli. Karena fikiran saya lagi gak kesitu. Fikiran saya  ke kemanusiaan.

Saya pengaruhi. Saya sampaikan gagasan saya. Alhamdulillah, akhirnya beliau sepakat beliau mau spend 500 ribu per hari. Atau 15 juta sebulan. Bahkan denger-denger mau dinaikkan jadi 1 juta. 30 juta sebulan.

Kemana beliau spend?

Beliau akan sediakan makan untuk mereka yang di covid ini lagi kesulitan. Gak lewat berkah box lho ya, jangan salah sangka.

Polanya bagus, saya sarankan dia list 10 restoran kuliner milik sahabatnya. Dia buat order lima belas ribu per porsi. setiap hari dia order 35 sd 70 porsi ke restoran temannya yang ada. Mudah-mudahan realnya jadi 100.

Lalu dari sekarang dia catat dhuafa yang dia akan bantu dalam masa-masa sulit kedepan.

Dhuafa yang sama. Yang kesulitan karena covid 19. Yang kaki limanya kehilangan pembeli. Yang lagi dirumahkan karena pabriknya off. Yang kehilangan penghasilan atas covid.

Skema ini membuat putaran ekonomi kembali bergairah. Jika dilakukan massive diantara kita.

Celahnya ada pada yang masih punya cash hari ini. Tulisan ini juga ketukan pintu buat sahabat yang masih punya hati.

Ayolah, jangan tahan cash berlebih hari ini, di masa gelap ini Anda juga butuh pertolongan Allah, atas nama orang kecil, saya minta. tolong tetap transaksi. Belanjakan energi cash Anda ke orang susah.

Pola ini membuat unit bisnis kuliner masih jalan. Di Wuhan dan Itali. Unit bisnis kuliner gak boleh padam, karena mereka yang pasok pasokan pangan perut warga.

Coba saja di simulasikan.

Misalnya ada dari Anda yang komit belanja sedekah 1,5 juta sehari. 150 pack nasi untuk dhuafa. 15 rb per porsi.

Jika yang seperti Anda ada 1000 orang, itu gerakan ekonomi 1,5M.

Dapur resto teman kita tetap jalan. Bayar karyawan tetap bisa.

Bahkan jika gerakan ini massif, akan muncul dapur-dapur baru di sekitar kita.

Sudah banyak saudara kita dirumahkan. Jika banyak orang yang punya cash komit untuk order 100-300 porsi sehari, hal itu bisa dikerjakan di rumah. Dapur mandiri bisa selesaikan itu. Bisa. Beneran.

Dan itu yang menbuat ekonomi tetap berjalan.

Termasuk belanjalah produk edukasi teman-teman kita, belanjalah herbal secara online, nguatin antibodi, belanjalah kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dengan sahabat kita. Pesan antar. Apalagi jika kita rich cash.

Kalo saya yakin, yakin banget. Yang hatinya mulia dan baik, Allah pasti bantu.

Itu juga yang saya saranin sama temen saya. Yang uangnya mau dibuat beli saham di harga rendah. Ini time to buy katanya. Waktu untuk membeli.

Hmmm..

Beli saham atau apapun langkah investasi temen-temen ya hak temen-temen. Itu uang temen-temen. Tapi kita juga gak tau harga bottomnya sampai mana. Walau ada istilah batas support bawah. semua masih misteri.

Maka hanya Allah yang Maha Tahu bukan?

Kenapa gak kita ubah aja cara berfikirnya, bikin Allah seneng sama kita. Bikin Allah sayang sama kita. Nanti Allah bukakan laut merah covid ini agar terbelah agar kita bisa lewat. Sedekah kita adalah tongkat Nabi Musa 'alahissalam.

Ini yang saya sebut MEMUTAR PAKSA. Belanja, sedekah, bantu orang, harta jangan ditahan, ditimbun, itu yang bikin parah.

Penimbunan dan menahan harta (lihat QS Al Ma'un) berujung pada penurunan velocity of money. Putaran uang melambat. Dan itu yang menyakitkan banyak orang.

*****

Kalo tadi saya bicara ke sesama di akar rumput, sekarang saya ijin bicara pada negara.

Yang Terhormat Pemerintah Indonesia, Yang saya hormati Bapak Ibu pejabat yang memangku kebijakan, dimana pun berada.

Sepemahaman saya belajar tentang pemerintahan, bahwa pemerintah pelayan rakyatnya. Maka sektor Bapak Ibu disebut Public Sector. Karena yang dilakukan adalah Public Services.

Nagara bertugas sebagai Khodimul Ummah, pelayan masyarakat. Hifdzun Nafs, menjaga kehidupan jiwa manusia. Riayatul Hayyah, memelihara kehidupan di bumi.

Dalam kerangka negara modern, kami buyer dan negara adalah service provider.

Karena itulah kami bayar PPn, bayar pajak ini itu, lalu menitipkannya ke negara, agar kemudian Bapak Ibu kembali membelanjalan dana tersebut untuk kebaikan kehidupan kami. Pembangunan, perlindungan pertahanan dan lainnya. Itulah jasa pelayanan yang negara harus lakukan.

Hari ini kami melihat negara pada ujiannya menghadapi Covid-19, dan ini ujian kita bersama. Kami sebagai rakyat memahami kesulitan dan menghargai jerih payah Bapak Ibu dalam menghadapi musibah ini.

Dan kami pun disini terus bergerak membantu sesama. Donasi APD, donasi bantuan sesama. Terus bergerak diantara kami. Bapak Ibu tidak sendirian.

Namun perlu diingat, bahwa masa slowdown ini membuat ekonomi arus bawah macet. Tak perlu perintahkan Lockdown, ekonomi rakyat kecil sudah mampet.

Secara perlahan seruan di rumah sudah di "Buy In" di perkotaan. Warga nurut di rumah. Dan tingkat pergerakan massa drop.

Atas nama anak bangsa yang merasakan jerit saudara sebangsa, dan saya yakin Bapak Ibu juga merasakan jeritan itu, mohon segera dilakukan STIMULUS di arus bawah.

Mohon lakukan arus bantuan langsung yang tertarget dan menggerakkan ekonomi. Mohon dijaga penyaluran bantuan agar tidak disunat oleh oknum birokrat jahat.

Negara bisa gelontorkan sedekah makan bagi warganya ke jutaan titik warung kuliner yang ada di masyarakat. Infrstruktur teman-teman kuliner sudah lengkap. Ada dapur. Ada SDM muda. Ada kompetensi.

Alangkah baiknya setiap Pemda punya tim langsung yang belanja bantuan ke unit-unit bisnis yang ada. Tanpa minta kick back. Tanpa potongan ini itu.

Covid-19 per saya tulisan ini release belumlah memuncak. Tapi sakit perihnya sudah terasa ke orang bawah. Sakit sekali. Jangan sampai tingkat kematian karena kelaparan, kesulitan, kriminalitas yang naik melebihi angka kematian atas covid.

Mohon Bapak Ibu. Belanja negara jangan di stop. Kalo kemarin Belanja negara banyak ke infrastruktur dan bikin kaya kontraktor plus turunan dibelakangnya, sekarang saatnya belanja negara ke RAKYAT KECIL.

Government Spending jangan distop. Tetap siapkan dana untuk kesehatan. Namun jangan lupa ekonomi arus bawah di stimulus.

Lalu begini Bapak Ibu...

Siapa ya yang pegang data nasabah bank? Apakah Lembaga Penjamin simpanan?

Bukankah dari 200 juta rekening lebih, 4500 Triliun hanya berada di 40 ribu nomor rekening? Dan sisanya 750 triliun beredar di sisa nya?

Minta tolong yang berwenang surati pemegang saldo numpuk. Mereka yang mengendapkan uangnya. Surati saja pak.

Ajak sedekah. Belum pernah negara nyurati warga untuk dermawan kan?

Surati saja pak. Satu-satu. Absurd memang. Tapi coba saja pak. Lihat reaksi para konglomerat.

Kalau menyurati nagih pajak sudah biasa, ini surati saja ajak sedekah. Bikin copywriting kemuliaan sedekah di waktu sulit. Edukasi rakyat untuk dermawan.

Ajakannya bebas. Ke organ filantropi yang mereka nyaman saja. Gak perlu memaksa ke satu institusi.

Demikian Bapak Ibu.

*****

Kita harus memutar PAKSA. Slowdown ini akan panjang. Herd Immunity alami bukan pilihan. Semua takut akan angka kematian yang begitu tinggi.

Maka semua kita harus berfikir stimulus ekonomi. Harus.

Semoga manfaat. Saatnya saling membantu. Jangan sampai tetangga kita selang ratusan meter ada yang kelaparan. Nangis sekeluarga menggigil kedinginan, laper akut. Lalu kita nimbun rupiah atau sibuk bidding investasi harga murah ditengah orang yang lagi banyak sulit.

Ini ujian. Semua lembar ujian sudah Allah azza wa jalla bagikan ke masing-masing kita.

Sekarang tinggal jawaban kita. Apakah kita menjawab benar, atau tidak.

Wallahualam.

Penuh Cinta,
URS

No comments:

Post a Comment