analyticstracking.php

Tuesday, 1 July 2014

KISAH SESEORANG YANG MENGOLOK- NGOLOK MALAIKAT MAUT


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Kisah ini diceritakan oleh seorang
ustadzah : .. Hari itu aku pergi ke
sebuah klinik. Setelah mengambil
nomor antrian, aku pun duduk
menunggu giliranku.
Sekonyong-konyong masuklah
seorang gadis cantik. Sayang
sekali, dia tidak mengenakan jilbab.
Sebaliknya, berdandan menor dan
memakai rok mini. Gadis itu pun
mengambil nomor, lalu duduk tidak
jauh dariku.
Entah mengapa, ada sebuah
dorongan dalam diriku untuk
menyampaikan sekedar sebuah
nasehat kepadanya. Akhirnya
setelah cukup lama diliputi
kebimbangan, aku pun
menasehatinya dengan selembut
mungkin. Aku jelaskan kepadanya
perintah Allah yang telah
dilanggarnya. Namun reaksinya
benar-benar tak kuduga. la
membentakku dengan suara keras.
Ia marah karena -menurutnya- aku
terlalu ikut campur dengan apa
yang ia kenakan.
“Aku bebas melakukan dan
mengenakan apa yang aku mau!!”
ujarnya.
Akhirnya, aku pun kembali ke
tempat dudukku. Namun dorongan
dan bisikan itu kembali mengusik
hatiku: “Mengapa aku tidak
menyampaikan soal kematian -sang
penghancur segala kenikmatan-
kepadanya?”
Aku pun memberanikan diri kembali
mendekatinya. Dengan sesungging
senyum aku memintanya untuk
menjawab satu pertanyaan saja
dariku.
“Silahkan,” ujarnya.
“Jika saja saat ini Sang Malaikat
pencabut nyawa mendatangimu,
apa yang akan engkau katakan
padanya?” tanyaku.
Ia pun menjawab -duhai, andai saja
ia tidak menjawabnya- dengan
penuh cemooh: “Aku akan
mengatakan kepadanya: ‘Hush ..
hush!”
Jawaban itu seperti petir
menyambarku. Namun beruntunglah
nomor antrianku muncul di layar.
Dan aku pun masuk menemui sang
dokter dengan hati yang dipenuhi
keterkejutan. Bagaimana mungkin
seorang manusia bisa sedemikian
sombong dengan mengucapkan
kata-kata seperti itu?
Setelah menjalani semua
pemeriksaan, aku pun keluar dari
ruang dokter. Di luar sang, aku
dikejutkan dengan kerumunan
pasien dan perawat yang silih
berganti mengucapkan: ‘Inna lillahi
wa inna ilaihi raji’un‘.
Saat aku mendekat, betapa
terkejutnya aku. Apa yang kulihat?
Yang kulihat adalah gadis itu. Ia
terkulai dan tergeletak di situ
dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Rupanya hari itu adalah hari
terakhirnya.
Dan semua bisikan-bisikan yang
memenuhi hatiku tadi tidak lain
adalah untuk memberinya
kesempatan. Yah, Allah masih
memberinya kesempatan untuk -
setidaknya- meniatkan taubatnya.
Tapi sayang sekali, ia tidak
menggunakan kesempatan terakhir
itu. Malaikat maut datang, dan ia
tidak mampu mengucapkan sepatah
kata pun padanya.
Kisah ini adalah hadiah untuk
mereka yang tertipu dengan angan-
angan dan obsesi hidup lebih lama
di dunia!!
Sumber: Chicken Soup For
Muslimah, Qashash Mu’atstsirah
Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain
Sindi, Penerbit Sukses Publishing

No comments:

Post a Comment