Seringkali sesuatu yang tadinya
menjadi milik kita, atau sesuatu
yang berada dekat dengan diri kita,
menjadi begitu berharga ketika ia
telah pergi, meninggalkan diri kita.
Entah itu karena dipaksa, terpaksa,
atau dengan sukarela. Seringkali,
ketika ia masih menjadi bagian
dalam hidup kita, ia tak
mendapatkan penghargaan
selayaknya, atau setidaknya
mendapatkan perhatian cukup dari
diri kita. Namun, bila ia telah pergi
atau hilang, rasanya penyesalan
yang terasa tak kan berkesudahan.
Contoh paling sederhana adalah
ketika kita jatuh sakit, seringan
atau seberat apapun, pastinya kita
akan merindukan masa-masa ketika
sehat. Betapa menderitanya bila
harus menanggung sakit,
sedangkan kita menyaksikan orang
lain yang sehat dapat beraktivitas
dengan optimal tanpa terganggu.
Mungkin saja, ketika penyakit itu
belum menghampiri, kita sering
lupa untuk mensyukuri, betapa
nikmat sehat itu mahal harganya.
Saat kedua orangtua masih
menunggu kita pulang ke rumah,
menjadi tempat berbagi yang setia,
yang selalu siap mencurahkan
segenap kasih sayang mereka dan
memberikan segalanya untuk diri
kita, kita tak menyadari bahwa
ketika kelak mereka telah tiada, kita
baru akan merasakan bahwa
keberadaan mereka tak tergantikan.
Memiliki teman sungguh
menyenangkan, dan masing-masing
dari mereka pastinya meninggalkan
bekas tersendiri dalam benak kita.
Terhadap seorang teman dekat, kita
mungkin berpikir bahwa senang
sekali bila kebersamaan dengannya
dapat terjaga sampai kapanpun.
Namun kehidupan menjalankan
skenario yang seringkali tak
terduga. Kita tak akan pernah
menyangka, kapan kebersamaan itu
akan ternoda bahkan rusak oleh
sesuatu yang menggangu dari luar,
ataupun yang timbul dari dalam diri
masing-masing. Atau perpisahan
harus terjadi oleh sebab lainnya.
Bergelimang harta kekayaan tak
selamanya akan membuat hidup
seseorang menjadi tenang. Bahkan
berbagai kekhawatiran akan
muncul, dan kerap meresahkan.
Takut kehilangan, sebab sekian
banyak harta yang dimiliki telah
dikumpulkan susah payah, dengan
cara apapun. Demikian juga dengan
keluarga, anak-anak dan istri atau
suami. Mereka semua ibaratnya
permata yang ingin selalu dijaga.
Bayangkan, apabila suatu saat
musibah datang, dan kita harus
kehilangan salah satu atau bahkan
semua.
Seringkali seorang manusia yang
tidak bisa menghargai apa yang
telah diamanahkan untuk menjadi
miliknya, akan menyesal sejadi-
jadinya bila kelak ia kehilangan
sesuatu tersebut. Penyesalan itu
berbuahkan air mata tak habis-
habis serta kesal yang
berkepanjangan, bahkan tak jarang
yang lantas menyalahkan takdir
bahkan menuding ketidakadilan
Tuhan sebagai penyebab. Padahal
Allah memberikan serta mencabut
sesuatu dari kehidupan kita pasti
disertai maksud dan tujuan di
baliknya. Bila kita mau
merenungkan segala kejadian yang
dialami, lautan hikmah yang akan
kita temui. Pasti terdapat hikmah
besar di balik setiap peristiwa yang
kita alami. Apakah itu akan
membuat kita semakin dekat
dengan-Nya, ataukah semakin jauh,
hanya kita sendiri yang bisa
menjawabnya.
Seseorang yang berusaha demikian
keras untuk mempertahankan apa
yang telah menjadi miliknya, baik
dengan ‘menguncinya’ rapat-rapat,
menyembunyikannya supaya tak
hilang, atau menyewa sekian
banyak bodyguard demi
menyelamatkan harta miliknya itu,
tetap saja ia tak bisa berbuat apa-
apa bila harus kehilangan. Entah
dengan cara apapun kehilangan itu
terjadi.
Maka, bila kita harus kehilangan,
apapun yang kita cintai, relakanlah
ia. Sebab mungkin saja Allah
mengambilnya dari kita sebab akan
digantikan oleh yang lebih baik
lagi. Yang jelas, Sang Khalik pasti
memiliki rencana tersendiri bagi
setiap hamba-Nya. Apa yang
menurut diri kita baik, belum tentu
itu yang terbaik di hadapan Allah.
Dan sebaliknya, apa yang kita tidak
sukai, bisa jadi itu adalah yang
terbaik dari Allah dan sesuai
dengan yang kita butuhkan.
Sesungguhnya segala sesuatu yang
berada dalam ‘genggaman’ kita,
bukanlah milik kita sepenuhnya.
Mereka hanyalah titipan, yang
sewaktu-waktu akan diambil oleh
Sang Pemilik, kapanpun bila Ia
berkehendak. Bila saat itu tiba, kita
tidak akan berdaya untuk
menahannya barang sedetikpun.
Pengertian islam,artikel islam,dunia islam,suara islam,berita islam,sumber hukum islam,pendeta masuk islam
analyticstracking.php
Monday, 12 May 2014
Bersiaplah Untuk Kehilangan
Labels:
Pengembangan Diri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment