analyticstracking.php

Friday, 25 April 2014

Kenapa Disiplin Lebih Pentingdaripada Motivasi

StartupBisnis.com,ada banyak masalah didalam sebuah
motivasi :
1. Motivasi cepat berlalu
Motivasi datang dan pergi sesukanya.
Efeknya mungkin tidak akan terasa
sampai weekend, akhir hari, atau
bahkan hanya bertahan sampai Anda
selesai membaca sebuah blog post.
Benar-benar cepat berlalu.
2. Motivasi bersifat situasional
Motivasi biasanya berdasarkan pada
kondisi Anda sekarang. Bagaimana
perasaan Anda? Jika Anda tidak
tertarik untuk melakukannya, maka
Anda akan meninggalkannya. Anda
tidak diharuskan untuk
melakukannya, karena Anda memang
sedang tidak mau!
Tapi kemudian Anda tidak
melakukannya dan makin lama
merasa makin malas mengerjakannya.
3. Motivasi ada di mana saja
Ke manapun Anda pergi, Anda melihat
orang-orang mencoba untuk
termotivasi melakukan sesuatu, untuk
membuat perubahan. Mereka akan
membaca, menonton sesuatu, atau
menghadiri sebuah konferensi untuk
menjadi ‘termotivasi’, Hal itu tidak
membuat mereka ‘beraksi’.
“Saya termotivasi untuk melakukan
hal ini.” “Saya termotivasi untuk
melakukan hal itu.” Berhentilah
termotivasi dan lakukan sajalah! Anda
tidak butuh motivasi, Anda butuh
disiplin!


Disiplin benar-benar berbeda dengan
motivasi.
1. Disiplin bersifat konsisten.
Konsistensi dalam disiplin adalah
yang membuatnya disebut disiplin.
Anda keluar dari rumah dan
melakukannya, hari demi hari.
2. Disiplin menjadi kebiasaan.
Disiplin tidak terjadi begitu saja.
Disengaja dan diulan-ulang. Setiap
hari.
3. Disiplin jarang ditemukan
Disiplin memang tidak terdengar
menyenangkan, tapi inilah cara Anda
mendapatkan hasil.
Motivasi adalah awalnya, tapi jika
tidak dipadukan dengan disiplin,
biasanya akan hilang dan berubah
menjadi penyesalan ketika Anda
menyadari ternyata Anda belum
melakukan apapun.
Bagaimana cara agar bisa lebih
disiplin?
1. Buanglah alasan-alasan Anda.
Semua alasan itu sangat menggangu.
Setiap alasan yang Anda miliki,
buanglah sejauh-jauhnya.
2. Ciptakan rutinitas
Jangan menunggu rutinitas ini
kebetulan terjadi. Saat Anda sedang
mendisiplinkan diri, sama halnya saat
memprogram sebuah robot. Tidak ada
emosi yang terlibat. Sesederhana
“Jika ini.. maka.. itu”.
Karena itulah sebuah perencanaan
sangat krusial. Anda tidak perlu
menentukan apa yang harus Anda
lakukan setiap bangun pagi. Anda
tidak perlu memilih dari 100
keputusan yang bisa diambil. Anda
memutuskan satu kali untuk
menjalankan rencana tersebut dan
bangun setiap pagi untuk
melaksanakannya. Anda sudah
memutuskan dan akan
menjalankannya. Anda tidak perlu
memutuskan apa-apa lagi, Anda
hanya perlu melakukannya.
3. Putuskan bahwa hal ini benar-
benar bernilai
Tentu, membuat keputusan awal akan
sangat sulit.
Tanyakan pada diri sendiri, seberapa
Anda menginginkannya? Anda tentu
harus mengorbankan sesuatu. Jika
Anda benar-benar menginginkannya,
maka pastinya hal tersebut sangat
bernilai. Jika Anda memutuskan hal
tersebut bernilai untuk Anda, maka…
4. Berinvestasilah di dalamnya.
Uang memang memiliki cara untuk
mengatur prioritas Anda. Di manakah
Anda menghabiskan kebanyakan
waktu Anda? Lihatlah ke mana Anda
paling banyak menghabiskan uang.
Mungkin ada korelasi pada keduanya.
Berinvestasilah dalam apapun yang
ingin Anda lakukan. Buatlah keadaan
apabila Anda tidak mencapainya
menjadi sesuatu yang menyakitkan.
Ada seseorang yang memulai
tantangan mendapatkan perut
sixpack, ia memberi tahu temannya
bahwa ia akan memberikan $500 pada
orang yang paling ia benci, musuh
bebuyutannya.
Tentunya, setiap pagi ia akan berpikir
sebagaimana kesalnya memberikan
uang $500 pada orang yang paling
dibencinya.
Setelah dua minggu pertama, ia
sudah memiliki momentum yang
cukup sehingga tidak membutuhkan
motivasi lagi, tapi harus sangat yakin
bahwa pada minggu-minggu pertama
investasi tersebut cukup kuat untuk
membuat disiplin menjadi
prioritasnya.
Berinvestasilah pada tujuan Anda.
Bertaruh atau sewalah seorang
pelatih, tapi berinvestasilah pada
sesuatu yang benar-benar berarti
bagi Anda, dan akan membantu untuk
mengubah prioritas sesuai yang Anda
mau.
5. Teruslah melakukannya
Saat Anda benar-benar ingin
menyerah, jangan berhenti. Teruskan.
Disiplin tidak bergantung pada
perasaan Anda. Hal ini akan tetap
berjalan walaupun seberapa jeleknya
mood Anda.
When you think you are done,
you’re only 40% of what your
body is capable of doing. That’s
just the limit that we put on
ourselves. – David Goggins
6. Just tell your brain that you will do
it
Hilangkan otak Anda dari cara pikir
Anda. Pikiran Anda sangat-sangat
menggangu. ‘Dia’ akan memberitahu
Anda segala hal yang tidak bisa Anda
lakukan karena ingin memproteksi
dirinya sendiri. ‘Dia’ mau main aman
saja. ‘Dia’ ingin tetap nyaman.
Sedangkan, badan Anda akan duduk
diam dan tidak mengatakan apapun,
walaupun dia tahu bahwa mampu
melakukan triathlon, marathon,
memanjat gunung, dan mendapat six
pack jika Anda memberinya
kesempatan.
Suruhlah pikiran Anda diam dan
lakukan saja. Turn off otak Anda.
Saat otak Anda mengatakan bahwa
hal tersebut mustahil, katakan
padanya,
Terima kasih, tapi saya tetap akan
melakukannya.
Ya, mungkin ini akan berakhir dengan
sebuah argumentasi dengan diri
sendiri, tapi lakukan sajalah!
7. Pakailah sepatu Anda, dan
berjalanlah keluar dari rumah
Jika tidak ada hal lain, bersiaplah dan
keluarlah melalui pintu.
Rumah, ruangan, dan semua tempat
adalah benteng pertahanan yang
terkuat. Jika Anda bertahan
didalamnya, maka Anda tidak akan
pernah pergi keluar.
Cobalah memulai. Sadari hal-hal lain
disepanjang perjalanan. Dengan
melangkah keluar dari pintu. Anda
sudah memenangkan setengah
pertempuran.
Anda tidak membutuhkan inspirasi
lain. Anda tidak membutuhkan
motivasi apapun. Anda membutuhkan
lebih banyak disiplin dan Anda perlu
memulainya sekarang.

No comments:

Post a Comment