analyticstracking.php

bisnis online

Monday 28 April 2014

Kenapa 1 Hari 24 Jam,1 Jam 60 Menit,1 Menit 60 Detik

Serupedia,pernahkah kita bertanya-tanya
mengapa dalam 1 hari ada 24 jam,
dalam 1 menit ada 60 detik, dan dalam
1 detik ada 60 menit? Inilah
jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak
digunakan manusia saat ini adalah
sistem desimal, yaitu sebuah sistem
bilangan berbasis 10. Namun untuk
mengukur waktu kita menggunakan
sistem duodesimal (basis 12) dan
sexadesimal (basis 60). Hal ini
disebabkan karena metode untuk
membagi hari diturunkan dari sistem
bilangan yang digunakan oleh
peradaban kuno Mediterania. Pada
sekitar tahun 1500 SM, orang-orang
Mesir kuno menggunakan sistem
bilangan berbasis 12, dan mereka
mengembangkan sebuah sistem jam
matahari berbentuk seperti huruf T
yang diletakkan di atas tanah dan
membagi waktu antara matahari terbit
dan tenggelam ke dalam 12 bagian.
Para ahli sejarah berpendapat, orang-
orang Mesir kuno menggunakan
sistem bilangan berbasis 12
didasarkan akan jumlah siklus bulan
dalam setahun atau bisa juga
didasarkan akan banyaknya jumlah
sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak
termasuk jempol) yang memungkinkan
mereka berhitung hingga 12
menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya
sudah sedikit banyak
merepresentasikan apa yang sekarang
kita sebut dengan “jam”. Sedangkan
pembagian malam menjadi 12 bagian,
didasarkan atas pengamatan para ahli
astronomi Mesir kuno akan adanya 12
bintang di langit pada saat malam
hari.
Dengan membagi satu hari dan satu
malam menjadi masing-masing 12
jam, maka dengan tidak langsung
konsep 24 jam diperkenalkan. Namun
demikian panjang hari dan panjang
malam tidaklah sama, tergantung
musimnya (contoh: saat musim panas
hari lebih panjang dibandingkan
malam). Oleh karena itu pembagian
jam dalam satu hari pun berubah-
ubah sesuai dengan musimnya.
Sistem waktu ini disebut dengan
sistem waktu musiman. Pada sekitar
tahun 147-127 SM, seorang ahli
astronomi Yunani bernama
Hipparchus menyarankan agar
banyaknya jam dalam satu hari dibuat
tetap saja yaitu sebanyak 24 jam,
disebut dengan sistem waktu
equinoctial. Namun sistem ini baru
diterima secara luas oleh saat
ditemukannya jam mekanik di Eropa
pada abad ke-14.
Hipparcus
Eratosthenes (276-194 SM), seorang
ahli astronomi Yunani lainnya
membagi sebuah lingkaran menjadi 60
bagian untuk membuat sistem
geografis latitude. Teknik ini
didasarkan atas sistem berbasis 60
yang digunakan oleh orang-orang
Babilonia yang berdiam di
Mesopotamia, yang jika ditilik lebih
jauh diturunkan dari sistem yang
digunakan oleh peradaban Sumeria
sekitar 2000 SM. Tidak diketahui
dengan pasti mengapa menggunakan
sistem bilangan berbasis 60, namun
satu dugaan mengatakan untuk
kemudahan perhitungan karena angka
60 adalah merupakan angka terkecil
yang dapat dibagi habis oleh 10, 12,
15, 20 dan 30.
Eratosthenes
Satu abad kemudian, Hipparchus
memperkenalkan sistem longitude 360
derajat. Dan pada sekitar 130 M,
Claudius Ptolemy membagi tiap
derajat menjadi 60 bagian. Bagian
pertama disebut dengan partes
minutae primae yang artinya menit
pertama, bagian yang kedua disebut
partes minutae secundae atau menit
kedua, dan seterusnya. Walaupun ada
60 bagian, yang digunakan hanyalah 2
bagian yang pertama saja dimana
bagian yang pertama menjadi menit,
dan bagian yang kedua menjadi detik.
Sedangkan sisa 58 bagian yang
lainnya membentuk satuan waktu
yang lebih kecil daripada detik.
Sistem waktu ini membutuhkan waktu
berabad-abad untuk tersebar luas
penggunaannya. Bahkan jam penunjuk
waktu pertama yang menampilkan
menit dibuat pertama kali pada abad
ke-16. Sistem waktu ini digunakan
hingga sekarang oleh kita manusia
modern.


No comments:

Post a Comment