analyticstracking.php

Saturday, 2 August 2014

8 Keajaiban Sedekah


Pada dasarnya ada tiga pihak yang
mendapatkan manfaat dari sedekah.
Pertama, orang yang mengeluarkan
sedekah. Kedua, orang yang
mendapatkan sedekah. Ketiga,
masyarakat yang ada di sekitar
orang yang bersedekah. Marilah
kita teliti manfaat sedekah tersebut
dari tiga sudut pandang.
Manfaat Sedekah Bagi Orang Yang
Mengeluarkannya
Sebenarnya manfaat terbesar dari
amal sedekah itu bukan orang yang
menerimanya, tetapi justru orang
yang mengeluarkannya. Orang yang
mengeluarkan sedekah
mendapatkan banyak manfaat dari
sedekahnya. Di antara manfaat
sedekah bagi pelakunya adalah
sebagai berikut.
1. Sebagai Kesempurnaan Iman dan
Islam
Islam adalah agama yang rahmatan
lil ‘alamin yang artinya sebagai
pembawa rahmat bagi alam
semesta. Karena itu, Islam bukan
hanya mengajarkan bagaimana
seorang muslim itu berhubungan
dengan Tuhannya. Akan tetapi,
islam juga mengajarkan bagaimana
berhubungan baik dengan
keluarganya, tetangganya, dan
masyarakatnya.
Rasa empati sosial dalam ajaran
agama Islam bukan hanya dalam
wacana-wacana kosong yang tanpa
aplikasi. Akan tetapi, rasa empati
sosial dalam Islam diwujudkan
dengan tindakan-tindakan nyata,
bukan sekedar pengakuan. Oleh
karena itu, orang yang mengaku
bertakwa ditantang oleh Allah
untuk melakukan perbuatan sebagai
bukti keimanan, keislaman, dan
ketakwaannya. Jika perbuatan yang
diperintahkan tersebut bisa
dijalankan dengan baik, maka ia
memang pantas disebut mukmin,
muslim, dan muttaqin. Dalam Al-
quran Allah berfirman:
Kitab (Al-Quran) tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepada
mereka. (QS. Al-Baqarah: 2-3).
Dalam ayat di atas disebutkan
bahwa menafkahkan rejeki adalah
termasuk tanda-tanda ketakwaan.
Dalam ayat di atas disebutkan
menafkahkan sebagian rejeki adalah
memberikan sebagian dari harta
yang telah direzekikan oleh Tuhan
kepada orang-orang fakir, orang-
orang miskin, kaum kerabat, anak-
anak yatim dan lain-lain.
Penjelasan bahwa menafkahkan
rejeki termasuk dari ciri-ciri orang
yang bertakwa juga dijelaskan oleh
Allah di dalam Al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 133-134.
Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Dalam ayat di atas menginfakkan
harta, yang salah satunya adalah
dengan sedekah, adalah ciri
pertama orang yang bertakwa. Allah
memerintahkan meninfakkan harta
bukan saja dalam keadaan senang
akan tetapi juga dalam keadaan
susah.
Untukbisa menginfakkan harta
dalam segala keadaan dan suasana
memang bukanlah sesuatu yang
mudah. Ada orang yang di saat
merasa senang, lega hatinya, dan
tentram jiwanya tidak merasa berat
untuk menginfakkan hartanya.
Apalagi jika ia baru mendapat rejeki
yang tidak diduga-duga.
Memberikan sebagian hartanya
bukanlah sesuatu yang berat.
Namun ada pula orang yang merasa
ringan untuk bersedekah dalam
keadaan sulit. Atau mungkin malah
saat nyawa baru sekarat ia baru
ingat sedekah. Sementara ketika
dalam keadaan sehat ia berat untuk
memberikan sebagian hartanya
kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Allah memerintahkan kita untuk
menginfakkan sebagian rejeki
bukan saja di saat dalam keadaan
senang namun juga dalam keadaan
susah. Masing-masing ada
keutamaanya. Orang yang
bersedekah saat dirinya dalam
keadaan sehat dan mendambakan
kekayaan akan memperoleh pahala
yang agung. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah disebutkan,
Ada seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah lalu berkata,
“Wahai Rasulullah, sedekah seperti
apakah yang pahalanya paling
agung?” Beliau menjawab, “Kamu
bersedekah pada saat kamu merasa
sehat, merasa sayang kepada harta,
takut menjadi fakir, dan
mendambakan kekayaan. Janganlah
kamu menunda sedekah hingga
nyawamu sampai di tenggorokan.
Lalu kamu berkata, “Untuk si A
sekian, untuk si B sekian, dan
untuk si C sekian.”
Sabda Rasulullah di atas
mengindikasikan betapa cerdasnya
beliau. Beliau mengetahui bahwa
saat orang dalam keadaan sehat
dan memiliki harta maka ia akan
merasa kurang terhadap hartanya
tersebut. Meskipun ditangannya
ada kekayaan namun hati dan
jiwanya masih sangat haus harta
dan menginginkan tambahan yang
jauh lebih banyak. Orang yang
dalam keadaan untuk mengeluarkan
sedekah merasa berat. Ia merasa
bahwa masih banyak kebutuhan-
kebutuhan ekonominya yang harus
dicukupi sehingga hal itu akan
menjadi penghambat utama saat ia
ingin bersedekah.
Bersedekah dalam keadaan sangat
membutuhkan, terutama pada saat
pecekik juga sangat dianjurkan. Di
dalam surat Al-Balad Allah
berfirman:
Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan, tetapi Dia
tiada menempuh jalan yang
mendaki lagi sukar. Tahukah kamu,
apakah jalan yang mendaki lagi
sukar itu? (yaitu) melepaskan
budak dari perbudakan, atau
memberi makan pada hari
kelaparan, (kepada) anak yatim
yang ada hubungan kerabat, atau
kepada orang miskin yang sangat
fakir. (Al-Balad: 10-16).
Dalam ayat di atas dijelaskan
bahwa memberikan makanan bagi
anak yatim dan fakir miskin saat
musim pacekik disamakan dengan
‘aqabah’. Aqabah adalah jalan yang
berliku-liku, licin, dan sukar didaki
yang ada di gunung. Artinya bisa
memberikan sesuatu di saat diri
sendiri sangat membutuhkan adalah
sangat sulit. Oleh karena itu Allah
menyebut mereka sebagai golongan
kanan atau golongan yang berbuat
kebajikan.
Salah satu rukun Islam adalah
membayar zakat. Zakat adalah
bagian dari sedekah. Para ulama
menamakan zakat sebagai sedekah
wajib. Orang yang memiliki
kelebihan harta tetapi enggan
membayar zakat diancam oleh Allah
dengan siksa yang pedih.
Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukan kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih, pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam
neraka jahanam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung
dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: “Inilah
harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu.” (QS
At-Taubah: 34-35).
Begitulah pedihnya azab yang
harus diterima oleh orang yang
enggan mengeluarkan zakat. Dan
jika untuk mengeluarkan zakat. Dan
jika untuk mengeluarkan zakat yang
hukumnya wajib saja orang sudah
enggan apalagi untuk mengeluarkan
sedekah sunah.
2. Tanda Husnu Zhan kepada Allah
Setiap manusia memiliki
kecenderung menyukai harta benda.
Kecenderungan tersebut
mendorongkannya untuk mencari
apa yang belum dimiliki dan
mempertahankan apa yang sudah
ada ditangan. Bahkan kadang
manusia melampaui batas sehingga
ia mengganggap rejeki yang
dimilikinya bukan berasal dari Allah
namun dari kerja kerasnya.
Orang yang mau mengeluarkan
sebagian rejekinya untuk
disedekahkan kepada orang lain
berarti di dalam dirinya ada husnu
zhan (berbaik sangka) kepada
Allah. Ada keyakinan di dalam
dirinya bahwa Allah akan
mengganti sedekah yang
dikeluarkannya tersebut dengan
sesuatu yang lebih baik. Berbeda
dengan orang pelit yang
menganggap pintu rejeki itu hanya
kerja keras dan kikir kepada orang
lain. Ia tidak yakin jika ia
mengeluarkan sedekah niscaya
Allah akan menggantinya yang
lebih baik. Dalam sebuah hadist
qudsi disebutkan bahwa Allah
berfirman, “Aku menurut
persangkaan hamba-Ku kepada-
Ku.” Apabila orang mau berbaik
sangka kepada Allah, maka Allah
akan memberikan kebaikan
kepadanya. Dan jika orang berburuk
sangka kepada Allah, prasangka itu
akan kembali kepadanya.
Karena sedekah bisa menjadi bukti
seorang hamba berbaik sangka
kepada Allah, maka tidak
mengherankan jika Allah juga akan
memberikan apa yang lebih baik
daripada apa yang disangkanya
sehingga sedekah itu tidak akan
membuat hartanya berkurang
namun justru akan membuat
hartanya bertambah. “Allah
memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah.”
3. Mensyukuri Nikmat Allah
Harta adalah salah satu nikmat
yang diberikan oleh Allah kepada
manusia. Dan Allah tidak membagi
harta kepada semua manusia
dengan bagian sama. Ada orang
yang mendapatkan bagian yang
banyak dan ada yang mendapatkan
bagian yang sedikit. Semua itu
semata-mata hanya untuk menguji
manusia apakah jika ia diberi harta
yang banyak akan bersyukur
ataukah tidak. Dan apakah jika ia
diberi harta sedikit apakah akan
bersabar ataukah tidak.
Syukur atau yang dalam bahasa
Indonesia biasa disebut dengan
terima kasih itu tidak semata-mata
diucapkan dengan lisan. Akan
tetapi harus disertai keyakinan dan
perbuatan nyata. Orang yang
mengaku bersyukur namun tidak
bisa menggunakan nikmat di jalan
Allah berarti dia belum
bersungguh-sungguh dalam syukur
nikmatnya namun hanya pemanis
kata belaka.
Allah menjamin bagi orang yang
mensyukuri nikmat Allah akan
diberikan tambahan nikmat. Dan
orang yang tidak mensyukuri
nikmat Allah, maka ia akan
mendapatkan azab yang pedih
sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan
“Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku).
Maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7).
Ayat di atas menjadi jaminan bahwa
orang yang mensyukuri nikmat
Allah akan mendapatkan tambahan
nikmat tersebut. Tambahan itu bisa
berupa nikmat materi ataupun
nikmat non materi. Nikmat materi
bisa dengan hartanya semakin
bertambah, proyeknya lancar, dan
sebagainya. Sedangkan tambahan
yang bersifat non-materi misalnya
hartanya bertambah berkah, hatinya
tentram walaupun sedikit hartanya,
urusannya dimudahkan oleh Allah,
dan sebagainya.
4. Sebab Memperoleh Cinta Allah
Dan Cinta Sesama Manusia
Orang dermawan dicintai dekat
kepada Allah, dekat kepada
manusia, dekat kepada surga, dan
jauh dari neraka. Orang yang pelit
jauh dari Allah, jauh dari manusia,
jauh dari surga, dan dekat kepada
neraka.
Perintah Allah kepada kita untuk
bersedekah sudah sangat jelas,
baik yang disebutkan dalam Al-
Quran maupun hadist qudsi. Pada
hakikatnya orang yang bersedekah
menjadi wakil Allah dalam
mengasihi hamba-hamba-Nya.
Keutamaan-keutamaan dan pahala-
pahala sedekah sudah dijelaskan
dalam Al-Qur’an dan hadist. Karena
itu, salah satu langkah jitu untuk
mendapatkan cinta dan kasih
sayang Allah adalah dengan cara
mengasih sesama manusia. Dan
salah satu cara mengasihi sesama
manusia adalah dengan bersedekah
kepada mereka.
Dikisahkan ada seorang sufi yang
bermimpi melihat catatan orang-
orang yang mencintai Allah.
Namun, sayang ternyata ia tidak
mendapatkan namanya tercantum di
sana. Kenyataan pahit itu tidak
membuatnya putus asa. Ia berkata,
“Mungkin untuk disebut sebagai
orang yang mencintai Allah aku
belum pantas. Karena itu, lebih baik
aku mencintai sesama manusia
saja.” Pada malam yang lain ia
kembali bermimpi bisa melihat
catatan orang-orang yang
mencintai sesama manusia saja.”
Pada malam yang lain ia kembali
bermimpi bisa melihat catatan
orang-orang yang mencintai Allah.
Anehnya, ternyata namanya ada
barisan paling atas. Ternyata
perbuatan cinta dan kasih sayang
kepada sesama manusia bisa
menjadikan sebab seseorang
dicintai oleh Allah. Pantaslah jika
rasulullah bersabda, “Tidak
termasuk golongan kami orang
yang tidak menghormati orang yang
lebih tua dari kami dan tidak
menyayangi orang yang lebih muda
daripada kami.” Dalam hadits lain
disebutkan, “Barang siapa tidak
mengasihi maka ia tidak akan
dikasihi.” Dalam hadits lain
disebutkan, “Kasihilah yang ada di
atas bumi niscaya yang ada di atas
langit akan mengasihimu.”
Selain kecintaan Allah, orang yang
suka bersedekah akan mendapatkan
kecintaan dari sesama manusia.
Sudah menjadi tabiat manusia
untuk ingin diperhatikan,
dimengerti, dan dibantu. Sedekah
adalah salah satu bentuk empati
sosial. Orang yang memiliki
memberi apa yang dimilikinya
kepada orang yang memerlukan.
Tidak disangsikan lagi, bahwa
setiap orang yang diberi suatu
kenikmatan pasti ia akan merasa
senang dengan pemberinya. Dengan
kita rajin melakukan sedekah, Insya
Allah akan menjaga lahir batin kita.
5. Mensucikan Jiwa
Cinta dunia adalah kotoran yang
menempel dalam jiwa manusia.
Salah satu bentuk cinta dunia
adalah mencintai harta yang
berlebihan. Dalam surat Al Fajr ayat
20 Allah sudah menyindir kita dan
kamu mencintai harta benda
dengan kecintaan yang berlebihan.
Dalam ayat yang lain Allah
berfirman, Celakalah bagi setiap
pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta sebanyak-
banyaknya. (QS Al Humazah: 1-2).
Allah juga berfirman, Bermegah-
megahan melalaikan kamu, hingga
kamu masuk ke liang kubur. (QS At
Takasur: 1:2).
Sifat bakhil adalah kotoran yang
menodai jiwa. Dan kotoran itu
harus disucikan. Cara
mensucikannya adalah menanam
sifat pemurah dengan cara senang
bersedekah. Insya Allah dengan
rajin sedekah kotoran yang berupa
sifat kikir tersebut akan hilang. Dan
jika hati dan jiwa sudah bersih,
maka kita akan merasa mendapat
kelapangan dan kemudahan untuk
beribadah kepada Allah.
6. Membawa Berkah dan
Menyuburkan Harta
Sedekah bisa membawa berkah bagi
harta orang yang melakukannya.
Lalu apa sebenarnya yang
dimaksud berkah itu dan apa
gunanya? Kata berkah memang sulit
dicari padanannya di dalam bahasa
Indonesia. Kata yang maknanya
dekat dengan berkah adalah
manfaat. Orang yang rajin
bersedekah hartanya akan penuh
berkah, artinya harta itu memberi
manfaat bagi kehidupan duni dan
akhiratnya.
Harta yang memberikan berkah
akan membawa ketenangan dan
ketentraman dalam hati pemiliknya.
Harta yang membawa berkah akan
membuat pemiliknya rajin untuk
beribadah. Sebaliknya, harta yang
kosong dari berkah akan
menganggu ketentraman pemiliknya
dan membuat pemiliknya enggan
beribadah.
Sebagai perumpamaan, sebuah
sepeda motor yang berkah
membawa keselamatan bagi
pengemudinya dan motor itu akan
selalu digunakan untuk hal-hal
yang bermanfaat dan membuat
Allah ridha. Sebaliknya, harta yang
tidak berkah tidak akan membawa
manfaat bagi pemiliknya atau justru
mengantarkan pemiliknya atau
justru mengantarkan pemiliknya
pada kebinasaan. Harta yang tidak
berkah juga cenderung untuk
digunakan untuk bermaksiat, bukan
untuk beribadah.
Selain membawa berkah, sedekah
bisa menyuburkan harta seseorang.
Ini sesuai dengan janji Allah dalam
Al-Qur’an,
Allah memusnahkan Riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa. (QS Al-Baqarah: 276)
.
Dalam ayat lain Allah berfirman,
Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261).
Ada banyak orang yang sudah
mengalami kejadian luar biasa
karena sedekahnya. Insya Allah
akan dikemukakan pada
pembahasan yang lain.
7. Menutup Aib
Setiap orang memiliki peluang
untuk berbuat salah. Hanya Nabi
dan Rasul saja yang memiliki sifat
ma’shum (dijaga dari segala dosa).
Dan sedekah bisa menutup aib
orang yang melakukannya. Dalam
sebuah syairnya Imam Syafii
berkata,
Jika engkau memiliki aib di antara
manusia
Dan kau ingin aib itu tertutupi
Maka tutuplah aib itu dengan
sedekah
Sebab tidak ada orang yang
bersedekah dicela
Imam Syafii bukan hanya seorang
penyair yang bisa melantunkan
bait-bait syair yang indah namun
beliau juga pelaku dari apa yang
dilakukannya. Ketika beliau diberi
uang seribu dirham oleh Khalifah
Harun Ar Rasyid, beliau membagi-
baginya kepada fakir miskin tanpa
sisa. Dan beliau tidak pernah
diminta oleh seseorang melainkan
beliau berikan apa yang diminta
orang tersebut.
Sedekah bukan hanya menutup aib
di dunia namun juga bisa menutup
aib manusia di akhirat. Betapa
banyak orang yang diselamatkan
dari api neraka karena sedekah
yang dilakukannya. Bahkan
seandainya besok terjadi kiamat,
dan kita memiliki sebutir kurma
untuk disedekahkan, maka kita
harus menyedekahkan kurma
tersebut.
8. Mendatangkan Pertolongan Allah
Nasib manusia bisa berubah
sewaktu-waktu. Kadang kala sehat
dan kadang kala sakit. Kadang
bahagia dan kadang sengsara,
kadang sakit dan kadang sehat.
Bagitulah permainan hidup yang
kita jalani sejak kita lahir hingga
meninggal dunia.
Sedekah bisa menjadi sebab Allah
mendatangkan pertolongan kepada
kita. Ada orang miskin yang dalam
kemiskinannya bersedekah dan
sebab sedekahnya itu Allah
mengaruniai harta yang melimpah.
Ada seorang yang sakit parah
hingga dokter menyerah namun
karena si sakit rajin bersedekah
maka penyakitnya menjadi sembuh.
Ia kembali menjadi sehat walfiat.
9. Mendapatkan Naungan dari Allah
Saat hari kiamat datang manusia
dalam keadaan bingung. Udara
sangat panas seakan-akan
matahari bisa digapai dengan
tangan. Peristiwa seperti ini sudah
digambarkan oleh Baginda Rasul
lebih dari empat belas abad yang
lalu. Dan pada zaman ini kita sudah
bisa merasakan kebenarnya. Bumi
yang semakin lama semakin panas,
lapisan ozon semakin tipis dan
bahkan sekarang kita terancam oleh
global warming (pemanasan global)
. Semua itu mengindikasikan
kebenaran sabda-sabda Rasulullah
tentang zaman akhir.
Saat manusia dalam kekalutan yang
luar biasa dan tidak ada naungan
yang bisa diharapkan selain
naungan Allah itulah orang yang
rajin bersedekah bisa bergembira.
Sebab Bagida Rasulullah sudah
bersabda, Ada tujuh golongan yang
kelak mendapatkan naungan dari
Allah pada hari tidak ada naungan
selain naungan-Nya. Salah satunya
adalah seorang pemuda yang
bersedekah dengan tangannya
hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan
dengan tangan kanannya.
Jadi Allah menjamin orang yang
mau bersedekah sirri (yaitu sedekah
yang tidak diketahui oleh orang
lain) untuk diberi naungan pada
hari kiamat. Saat itu sudah tidak
ada naungan selain naungan Allah.
Manfaat Sedekah Bagi Orang yang
Menerima
Tidak diragukan lagi pasti orang
yang menerima sedekah akan
merasakan manfaat dari sedekah
yang diterimanya. Manfaat itu bisa
bersifat manfaat lahir dan bisa
berupa manfaat batin,
1. Manfaat Lahir
Secara lahir orang yang menerima
sedekah akan dicukupkan
kebutuhannya dan diringankan
beban kesulitan hidupnya. Perut
yang tadinya merasa lapar bisa
menjadi kenyang karena ada orang
yang memberinya sedekah. Biaya
sekolah yang berat dan tidak
terbayarkan bisa menjadi ringan
karena ada orang yang
mengulurkan tangan memberi
sedekah.
Sedekah yang bisa dimanfaatkan
dengan produktif bisa mengurangi
pengangguran. Betapa banyak
orang yang menganggur karena
PHK bisa berwiraswasta karena
uluran tangan orang yang
memberikan sedekah. Bahkan
bukan saja bisa mencukupi dirinya
sendiri tetapi juga menolong orang
lain.
2. Manfaat Batin
Selain manfaat lahir, orang yang
mendapatkan sedekah juga
mendapatkan manfaat batin. Ia akan
merasa terbantu. Akan tumbuh
dalam dirinya betapa orang lain
memperhatikan dan membantu
dirinya. Sedekah yang ia terima
bisa menjadi bukti bahwa ia tidak
menghadapi segala persoalan ini
sendirian. Namun masih banyak
saudaranya yang mau berbagi
beban derita. Dorongan psikologis
ini sangat diperlukan bagi setiap
orang.
Manfaat Sedekah Bagi Sosial
Masyarakat
Selain orang yang mengeluarkan
sedekah dan orang yang
mendapatkan sedekah, masyarakat
pun akan mendapatkan manfaat
yang besar jika sedekah ini tumbuh
subur di masyarakat. Di antara
manfaat-manfaat tersebut sebagai
berikut.
1. Terciptanya Lapangan Kerja
Di masyarakat kita sebenarnya
banyak orang yang produktif. Yang
menjadi kendala mereka hanyalah
permodalan. Untuk menurunkan
pinjaman dari Bank kadang ada
banyak persyaratan administrasi
yang sulit dipenuhi. Misalnya,
angunan berupa sertifikat tanah
atau BPKB motor. Belum lagi bunga
bank yang tidak akan pernah
kompromi dengan untung laba
usaha nasabahnya.
Problem-problem permodalan
seperti itu sebenarnya bisa teratasi
jika kesadaran orang untuk
bersedekah itu tinggi. Andaikata
para jutawan dan milyarder di
negeri ini mau konsisten
menyedekahkan hartanya bagi
orang yang membutuhkan, niscaya
pengangguran bisa dikurangi. Bagi
seorang milyarder uang sebanyak
satu sampai lima juta amatlah
sedikit. Namun bagi orang yang
ketrampilan dan terbentur modal,
tentu uang sebesar itu akan sangat
membantu. Kalau pada akhirnya
orang yang dibantu tersebut sukses
dalam usahanya hingga memiliki
banyak karyawan bukankah akan
tercipta banyak lapangan kerja?
Dalam sebuah seminar Bu Pamella
pernah menceritakan ketika bisnis
keluarganya bangkrut dan jatuh
miskin, ada orang yang mau
mengulurkan zakat kepada mereka.
Dari zakat itu, kemudian dikelola
menjadi sebuah toko kelontong
kecil yang akhirnya menjadi sebuah
swalayan, yang bernama Flora.
Pada perkembangan bisnis
selanjutnya beliau mendirikan
Pamella. Hingga saat ini sudah ada
tujuh Pamella swalayan. Tentu ini
bisa menjadi bukti nyata betapa
sedekah bisa menciptakan lapangan
kerja, mengurangi pengangguran,
dan mengentaskan kemiskinan.
2. Mengurangi Angka Kriminal
Salah satu sebab seseorang
melakukan perbuatan-perbuatan
kriminal adalah karena kemiskinan.
Karena perut lapar dan tidak ada
yang dimakan, maka orang
melakukan perbuatan jahat seperti
mencuri, merampok, dan
sebagainya. Mungkin perbuatan-
perbuatan seperti itu pada awalnya
hanya sekedar untuk mengganjal
perut. Namun lambat laun bisa
menjadi profesi yang sulit untuk
ditinggalkan.
Jika banyak orang yang rajin
menyedekahkan hartanya dan
sedekah tersebut bisa terdistribusi
dengan baik dan benar, insya Allah
kemiskinan bisa dientaskan secara
bertahap. Jika kemiskinan bisa
dientaskan harapannya tingkat
kejahatan yang disebabkan
kemiskinan bisa diatasi. Jika
tingkat kejahatan bisa diminimalisir
maka yang mendapatkan
keuntungan adalah masyarakat itu
sendiri. Insya Allah di sebuah
masyarakat yang penduduknya rajin
bersedekah akan kecil angka
kriminalnya. Dan di sebuah
masyarakat yang penduduknya
bakhil maka akan tinggi angka
kriminalnya.
3. Memperkuat Tali Ikatan Keluarga
dan Masyarakat.
Kaya dan miskin adalah sunatullah
yang tidak bisa diubah lagi.
Perbedaan itu diciptakan oleh Allah
untuk menguji apakah orang kaya
mau bersyukur dan orang miskin
mau bersabar ataukah tidak.
Apabila ternyata dalam suatu
masyarakat orang yang kaya mau
mensyukuri nikmat yang salah
satunya adalah dengan bersedekah,
niscaya akan tercipta hubungan
harmonis dalam masyarakat
tersebut. Dalam kitab Durratun
Nashihin disebutkan bahwa
tegaknya dunia itu disebutkan
karena empat hal. Pertama, ilmu
para ulama. Kedua, keadilan para
umara (pemimpin). Ketiga,
kedermawanan orang-orang kaya.
Keempat, kesabaran orang-orang
miskin. Apabila keempat hal ini
bisa terealisasi insya Allah akan
tercipta keamanan dan ketentraman
dalam masyarakat tersebut. Tidak
akan terjadi kecemburuan sosial
menyebabkan rasa iri dan dengki.
Sebenarnya adanya perasaan iri dan
dengki itu disebabkan karena tidak
adanya tali ikatan yang kuat. Orang
yang miskin tidak akan iri kepada
orang kaya apabila orang kaya
tersebut mau berbagi suka
kepadanya. Kecemburuan sosial
tidak pernah muncul jika antara si
kaya dan si miskin mau saling
mengenal, memahami, dan saling
membantu. Dengan demikian
nyatalah bahwa sedekah bisa
memperkuat tali hubungan dalam
masyarakat.
ayo sedekah.... bro

No comments:

Post a Comment