Namanya adalah Jihaad ibn Mut'ib
Al-Maaliki. Usianya 11 tahun.
Jihaad kecil lahir prematur (8 bulan
usia kandungan). Sehubungan
dengan kondisinya yang belum
cukup bulan, paru-paru kirinya
belum berkembang secara
sempurna, dan membutuhkan
oksigen. Jihaad kecil diletakkan
dalam inkubator yang terhubung
dengan selang makanan dan
oksigen. Ketika mengalami
perawatan dalam inkubator, mata
Jihaad kecil tidak ditutup sehingga
oksigen merembes masuk ke
jaringan matanya. Akibat fatal yang
ia alami adalah kebutaan total.
Jihaad kecil tidak patah semangat.
Dia mulai menghafal Al-Qur'an
pada usia 5 tahun dan
menyelesaikan hafalannya pada
usia 7 tahun. Di samping itu juga
dia belajar tata bahasa arab (kitab
Al-Aajurrumiyyah), tafsir Al-Qur'an
dan menghafal Ahadiits
Nabawiyyah. Tahukah Anda berapa
hafalan haditsnya? 1163 hadits! Dia
sendiri merasa dirinya masih belum
maksimal dalam menghafal,
sehingga di waktu mendatang dia
ingin lebih gigih lagi dalam
menghafalkan hadits. [komentar
saya: bandingkan dengan kita-kita
ini, yang hafalannya pas-pasan
saja. Hafal hadits cuma beberapa
itupun seringkali lupa. Kita
memang seringkali menyepelekan
waktu dan banyak "bermain-main"
ya…]
(disarikan dari majalah Nuun no.60
edisi bulan Jumaadal Uula dan Al-
aakhirah 1434 H)
Jihaad memang mengalami
kebutaan, namun Allah memberinya
nikmat yang besar berupa kuatnya
hafalan. Saya pribadi sudah sering
sekali menemukan banyak
masyayikhh yang buta, namun
hafalannya maa syaa Allaah…luarrr
biasa…Tidak usah jauh-jauh, dua
tetangga saya juga demikian.
Mereka berdua kehilangan nikmat
penglihatan, namun dianugrahi
nikmat daya ingat yang luar biasa.
Tetangga saya (aka Syaikh
'Abdulkarim Asy-Syawwai) terbiasa
sekali menghafal nomor telfon, dan
apaaa saja. Sekali Beliau mengingat
sesuatu, biasanya akan bersifat
"long-lasting" nempeel terus di
ingatan Beliau. Begitu juga putra
Beliau yang kehilangan nikmat
penglihatannya, merupakan murid
yang berprestasi (juara ke-1 di
Ma'had Al-'Ilmi Quwai'iyyah =>
Ma'had Al-'Ilmi setingkat dengan
SMP&SMA, berdiri di bawah
naungan Universitas Imam
Muhammad ibn Su'ud-Riyadh.)
Sama halnya dengan Syaikh ibn
Baaz rahimahullaah, Syaikh
'Abdulaziiz Aalu Syaikh, Syaikh Ar-
Rukbaan, Syaikh Asy-Syukaifi….m
erupakan contoh orang-orang yang
kehilangan nikmat penglihatannya
namun memiliki daya ingat yang
hebat sekali.
Selipan info: Orang-orang yang
mengalami "kekurangan" dalam
hubungannya dengan kinerja
anggota badan, entah tuna
netra….memakai kursi roda/kruk
sangat dihargai di sini. Ketika
mereka masuk ke sekolah umum,
bukan sekolah untuk anak
berkebutuhan khusus, mereka tetap
bisa survive….diperlakukan sama
dengan yang lain. Ketika orang-
orang seperti ini naik kendaraan
bus umum (Saptco), mereka
mendapat diskon 1/2 harga. Ada
bantuan khusus untuk mereka dari
pihak pemerintah (saya lupa
namanya). Ada juga tempat parkir
khusus bagi mereka. Al-
Mu'awwiquun (para penyandang
cacat) dapat memiliki sebuah kartu
parkir khusus yang bisa dipasang
di mobil mereka. Jika kartu ini
dipasang di mobil, mobil miliknya
tidak akan diderek jika parkir di
tempat yang tidak semestinya
hehehe….
FYI: di Saudi ini kalau mobil
diparkir sembarangan, siap-siap
saja bakal diderek saudari-saudari.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari
sekelumit kisah di atas adalah:
1. Kita yang bisa melihat ini,
harusnya juga tidak boleh kalah
dalam menghafalkan Kitabullaah
dan Ahaadits Nabawiyyah. Akan
tetapi, ahhh sayang sekali ya…
kadang kita terlena dan tidak
menggunakan nikmat penglihatan
ini secara benar. Kita belum
mensyukurinya. Alih-alih untuk
menggunakan mata sebagai sarana
ibadah, ehh malah kita
mengotorinya dengan debu
maksiat.
Tunggu-tunggu…jangan buru-buru
berkata, "Yahh pantas lah
hafalannya segitu. Kan daya
ingatnya kuat. Gak kayak kita-kita
inih, matanya bisa lihat tapi daya
ingatnya…." -> Bagaimana jika
logikanya dibalik? Nah, meskipun
daya ingat kita lemah atau rata-
rata….tapi kita kan punya mata,
bisa untuk melihat dan membuat
sarana entah mind mapping kek,
jembatan keledai kek, atau apaa
begitu untuk memudahkan kita
menghafal. Maka, jangan alasan
yang aneh-aneh dulu lah sebelum
mencoba.
2. Ya..ya..ya..Saudi Arabia memang
negara yang kaya. Wajar jika
penyandang cacat pun diberi
fasilitas yang sebegitunya.
Sebetulnya di Indonesia juga bisa
saja diperlakukan demikian
meskipun tidak sebagus fasilitas
yang diberikan Saudi Arabia. Satu
contoh di sisi pembelajaran formal
saja lah, seperti sekolah.
Terkadang, penyandang cacat ingin
sekali bersekolah di sekolah umum,
karena fasilitas lebih lengkap; mutu
juga lebih bagus atau apalah
alasannya…namun yahhh "u know
what I mean" bukan? Memang
betul, jika seorang penyandang
cacat bersekolah di sekolah
khusus, itu akan lebih mendukung
dirinya dari satu segi, karena
fasilitas yang ada memang
dikondisikan untuk menyesuaikan
dengan keadaan dirinya. Akan
tetapi, ketika kita lihat
bagaimanakah keadaan SLB di Indo
pada umumnya, rasa-rasanya kok
memprihatinkan sekali…ahhh salah
satu akibat dari korupsi (?)…
memang membina tauhid dan
akhlak masyarakat itu urgent sekali
ya…harus digalakkan di seluruh
lapisan masyarakat.
Di sisi lainnya lagi adalah mental
guru dan sistem akademik dalam
menghadapi anak-anak tuna netra
seperti ini –misalkan-. Yahh
mudah-mudahan Indonesia di masa
yang akan datang bisa lebih
berbenah for the better lah.
3. Allah menetapkan ketetapan bagi
hamba-Nya sesuai dengan
kebijaksanaan dan keadilanNya.
Ketika Ia mengambil satu nikmat
dari seorang hamba, Dia pun
menggantinya dengan nikmat yang
lain. Begitupula ketika seseorang
diberi kesulitan dalam suatu hal,
niscaya Allah akan memberinya
kemudahan dalam hal lain.
Renungkanlah 'ibrah tersebut, maka
akan kita dapati bahwa seringkali
kita menutup mata dan kurang
menyadari nikmat Allah yang
sangat besar beserta segala
potensi keuntungannya bagi diri
kita. Kalaulah kita menyadari hal
tersebut, rasa-rasanya cukup sulit
untuk merasa iri terhadap nikmat
yang diperoleh orang lain.
Pengertian islam,artikel islam,dunia islam,suara islam,berita islam,sumber hukum islam,pendeta masuk islam
analyticstracking.php
Friday, 27 June 2014
Kisah Penyandang Tuna Netra: Hafal Al-Qur'an 30 juz (tidak hanya juz 30) dan 1163 hadits
Labels:
Belajar Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment