Kita tahu bahwa shalat dapat
mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar. Sayangnya, ada yang rajin
shalat, namun di luar itu ia masih
berjudi. Kami pun mendapatkan cerita
seperti itu. Apakah shalatnya yang
bermasalah? Coba kita kaji bersama
dengan melihat perkataan ulama-
ulama salaf di masa silam.
Allah Ta’ala berfirman,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﺗَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. ” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
Ibnu Mas’ud pernah ditanya mengenai
seseorang yang biasa memperlama
shalatnya. Maka kata beliau,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻻَ ﺗَﻨْﻔَﻊُ ﺇِﻻَّ ﻣَﻦْ ﺃَﻃَﺎﻋَﻬَﺎ
“Shalat tidaklah bermanfaat kecuali jika
shalat tersebut membuat seseorang
menjadi taat. ” (HR. Ahmad dalam Az
Zuhd, hal. 159 dengan sanad shahih
dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al
Mushonnaf 13: 298 dengan sanad
hasan dari jalur Syaqiq dari Ibnu
Mas’ud).
Al Hasan berkata,
ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﻰ ﺻَﻼَﺓً ﻟَﻢْ ﺗَﻨْﻬَﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ
ﻭَﺍﻟﻤﻨْﻜَﺮِ، ﻟَﻢْ ﻳَﺰْﺩَﺩْ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑُﻌْﺪًﺍ
“Barangsiapa yang melaksanakan
shalat, lantas shalat tersebut tidak
mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar, maka ia hanya akan semakin
menjauh dari Allah.” (Dikeluarkan oleh
Ath Thobari dengan sanad yang shahih
dari jalur Sa’id bin Abi ‘Urubah dari
Qotadah dari Al Hasan)
Abul ‘Aliyah pernah berkata,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺛَﻼَﺙُ ﺧِﺼَﺎﻝٍ ﻓَﻜُﻞُّ
ﺻَﻼَﺓٍ ﻻَ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺷَﻲْﺀٌ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ
ﺍﻟﺨَﻼَﻝ ﻓَﻠَﻴْﺴَﺖْ ﺑِﺼَﻼَﺓٍ: ﺍﻹِﺧْﻼَﺹُ،
ﻭَﺍﻟْﺨَﺸْﻴَﺔُ، ﻭَﺫِﻛْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ. ﻓَﺎﻹِﺧْﻼَﺹُ
ﻳَﺄْﻣُﺮُﻩُ ﺑِﺎْﻟﻤﻌْﺮُﻭْﻑِ، ﻭَﺍﻟﺨَﺸْﻴَﺔُ ﺗَﻨْﻬَﺎﻩُ ﻋَﻦِ
ﺍﻟﻤﻨْﻜَﺮِ، ﻭَﺫِﻛْﺮُ ﺍﻟﻘُﺮْﺁﻥِ ﻳَﺄْﻣُﺮُﻩُ ﻭَﻳَﻨْﻬَﺎﻩُ.
“Dalam shalat ada tiga hal di mana jika
tiga hal ini tidak ada maka tidak disebut
shalat. Tiga hal tersebut adalah ikhlas,
rasa takut dan dzikir pada Allah. Ikhlas
itulah yang memerintahkan pada yang
ma’ruf (kebaikan). Rasa takut itulah
yang mencegah dari kemungkaran.
Sedangkan dzikir melalui Al Qur’an
yang memerintah dan melarang
sesuatu. ” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 6: 65).
Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali
hafizhohullah berkata, “Siapa yang
merutinkan shalat dan
mengerjakannya di waktunya, maka ia
akan selamat dari
kesesatan.” (Bahjatun Nazhirin, 2:
232).
Jika ada yang sampai berbuat
kemungkaran, maka shalat pun bisa
mencegahnya dari perbuatan
tersebut.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa
ada seseorang yang pernah
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ia mengatakan,
ﺟَﺎﺀَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِّﻲ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﺇِﻥَّ ﻓُﻼَﻧًﺎ ﻳُﺼَﻠِّﻲْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ
ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺳَﺮِﻕَ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ: “ ﺇِﻧَّﻪُ
ﺳَﻴَﻨْﻬَﺎﻩُ ﻣَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻝُ
“Ada seseorang yang pernah mendatangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia
berkata, “Ada seseorang yang biasa
shalat di malam hari namun di pagi hari
ia mencuri. Bagaimana seperti itu?”
Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut
akan mencegah apa yang ia
lakukan .” (HR. Ahmad 2: 447,
sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib
Al Arnauth).
Nah berarti shalat yang baik adalah
shalat yang bisa mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Inilah
shalat yang mesti dibentuk. Jadi kalau
ia rajin shalat, malah masih terus
melakukan dosa besar, maka shalatnya
lah yang mesti diperbaiki. Wallahu
a’lam.
Pengertian islam,artikel islam,dunia islam,suara islam,berita islam,sumber hukum islam,pendeta masuk islam
analyticstracking.php
Monday, 26 May 2014
Rajin Shalat Tapi Masih Saja Melakukan Dosa Besar?
Labels:
Belajar Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment